Kamis, 10 November 2011

BUNDAKU....BELAHAN JIWAKU……


Ada kala ketika mentari telah terbit , dan suara burung-burung yang berkicau dengan merdunya. Aku terjaga dari lelapku dan saat itu pula aku tersadar bahwa kini bukanlah waktunya bagiku untuk duduk diam dan bersantai saja.Dibalik pintu kamarku, terlihat sosok yang sangat aku dambakan. Ialah pahlawanku, ia yang memberikanku kehidupan dengan taruhan nyawanya sendiri. Ia begitu menyayagiku sampai akhirnya kesehatannya sendiri tak ia perdulikan. Setiap subuh ia bangun dengan mata yang masih terlelap, yang tampak begitu lelah. Ia tak mau membangunkan kami. Di pagi yang buta itu , aku putuskan untuk bangun dan membantunya.
“ Bunda apa yang bunda lakukan, apa boleh saya membantu bunda?”,tanyaku pada bunda. “Tidurlah sayang, ini masih gelap besok kau masih ada sekolah! Nanti kamu ketiduran”,jawabnya dengan suara lembut. Aku masih saja duduk terdiam menatapi wajahnya yang mulai tampak lelah. Hingga akhirnya ia pun mengatakan padaku” nak kelak saat kau dewasa , jadilah orang yang bijak yang tak akan pernah hidup dalam keendirian dan kesulitan seperti saat ini”. Dengan berliang air mata ia mencurahkan semua harapannya kepadaku, tanpa sadar air mata ku pun jatuh berlinang  karena tak kuasa untuk ku tahan.
Sejak saat itu aku putuskan bahwa taka da hal yang lain yang bias menjadikan ia sebagai seseorang yang paling jauh dari hidupku. Ia adalah nyawa hidupku, bagiku ia adalah segalanya. Setiap hari yang berlalu aku selalu menghabiskan  massa yang indahdan penuh kenangan. Hingga akhirnya tiba waktu bagiku untuk pergi jauh menuntut ilmu demi mewujudkan semua harapan yang ia sampaikan padaku. Aku berangkat untuk mengejar semua harapan yang mampu menjadikan diriku sebagai seseorang yang bisa bertanggungjawab untuk saudara dan keluargaku sendiri.
Menjadikan hal yang sebelumnya tak pernah ada menjadi ada. Akhirnya aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku diterima di sebuat perguruan tinggi negeri yang berada di wilayah timur Indonesia. Di tempat ini aku menghadapi semua resiko yang memang harus aku tanggung. Tak hanya resiko di bidang finansial, resiko untuk hidup sendiri tanpa adanya orang tua yang akan merawat dan menjagaku serta resiko untuk belajar menghadapi segala hal dengan pemikiran sendiri. Dari semua hal yang aku alami saat ini, semuanya membuat aku menyadari bahwa inilah hidup. Tak ada hal yang akan indah bila kita menjalaninya tanpa adanya perjuangan.
Semakin lama, semakin ku rasakan sepi yang mencekam. Tak ada saudara , tak ada keajaiban yang mampu mengalahkan semua kebahagiaan yang pernah aku alami saat aku ada di dekat keluargaku. Malam yang berganti , tak pernah aku rasa berharga selain ketika aku bersama dengan saudaraku. Hingga akhirnya hari libur yang telah lama aku nantikan pun tiba. Untuk meluapkan rasa rinduku pada keluarga ku yang telah lama tak kutemui. Aku putuskan untuk pulang kampung dan bersujud di hadapan ibu ku meminta do’a serta mengharapkan kembali kasih sayangnya yang dahulu sempat hilang dari kehidupanku karena aku harus pergi mengejar mimpiku.
Waktu yang kulewati semakin lama semakin mengajarkanku akan arti kehidupan. Saat aku tersadar, bahwa semua yang aku alami tak akan pernah terulang lagi. Aku selalu menyimpannya dalam satu memori kecil dalam pikiranku. Tak pernah terbesit dari pikiranku bahwa aku akan dilupakan maupun melupakan semua kenangan yang aku miliki bersama sanak saudaraku. Dalam kehidupan yang penuh dengan kepedihan dan juga kebahagiaan ini. Aku selalu mengukir beribu cerita. Tak ada masalah dan cobaan yang akan mampu membuat aku merasa bahwa aku tak akan berhasil dalam menggapai semua keinginanku dan masa depan ku yang cerah. Karena aku adalah salah satu generasi muda yang akan menghiasi masa depan dengan berjuta cerita indah.
“sadarlah hai kawan…sesungguhnya masalah yang kau alami adalah  satu gerbang bagimu yang akan membuatmu menjadi orang yang tegar yang tak akan pernah dikalahkan oleh waktu dan juga rasa takut. Masalah- masalah itulah yang akan membuatmu menjadi orang yang tak terkalahkan”’ungkap salah seorang temanku ketika aku sedang duduk termenung menyaksikan keindahan dunia yang di ciptakan oleh  tuhan yang tiada terkalahkan.“ tentu wahai kawan……….semua yang ada di dunia ini pasti akan mendapatkaan cobaan , karena dari cobaan itulah aku dank au masih ada di tempat ini dengan semua cerita yang pernah kita ukir bersama”, jawabku sembari tersenyum dan kembali menatap ke sekitarku. Tak ku duga, waktu yang ku lalui saat aku duduk termenung menikmati keindahan dunia. Mentari yang tadinya masih diatas telah ada tepat di ufuk barat , dan hanya menanti saatnya untuk kembali keperaduan.
“ Bunda , lusa aku akan berangkat kembali. Perkuliahanku akan dimulai kembali”,kata ku pada bunda yang masih duduk sambil menonton televisi yang kecil dan sudah tua itu.”Berhati-hatilah nak..besok bunda akan mengantarkanmu sampai terminal. Kelak kau harus bias membanggakan ibu dan menjadi orang yang dapat bertanggungjawab untuk keluarga”, jawab bunda dengan senyuman yang penuh dengan harapan.
Keesokan harinya aku langsung berangkat. Walau hanya dengan berbekalkan satu tas yang berisikan pakaian, dan sejumlah uanhg di dompetku. “ Bunda do’akanlah aku agar kelak ketika aku lulus dari universitas, aku bisa menjadi oranhg yang berbakti. Aku akan selalu merindukanmu bunda”,kata ku pada bunda sambil menatap dan mencium tangannya.
“Berhati- hatilah nak…doa bunda selalu menyertaimu, kelak kau akan bias menjadi seseorang yang mampu membanggakan semua keluarga kita”, jawabnya padaku.Dengan lanmgkah yang pasti aku berjalan dengan harapan agar semua yang diinginkan oleh ibuku bisa menjadi kenyataan.Setiap langkah yang ku pijakkan aku selalu menyertainya dengan do’a dan harapan itu. Sehingga setiap hal yang aku lakukan akan membuahkan hasil yang sama pula.
Semakin lama, aku mulai merasakan kenikmatan yang selama ini aku nantikan. Karena tak terasa, hari ketika aku akan mengurus skripsiku pun  dimulai. Aku mempersiapkannya dengan matang, dan dengan harapan agar aku mulai kehidupanku yang akan dating dengan suatu kepastian. Semuanya mulai aku persiapkan mental dan semua hal yang aku butuhkan untuk  menyelesaikan ujian mejaku pun aku lakukan. Dan akhirnya hari yang sangat menentukan itupun tiba.
Semua dosen yang akan menilai ku telah siap di ruangan. Tak ada yang menyangka bahwa hari ini benar-benar hari penentuan dari masa depan yang telah aku janjikan pada keluarga dan diriku sendiri. Sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan semua study ku dengan baik.Kini aku hanya tinggal menantikan hari ketika aku akan di wisuda. Semua keluarga dan kerabat dekatku dating untuk memberikan ucapan selamat. Aku bahagia karena akhirnya aku bisa berada ditempat ini, tempat yang pertama kali aku pijak saat aku akan masuk ke perguruan tinggi yang sangat didambakan ini.
Semua bergembira, merayakan hari yang telah lama dinantikan.Senyuman dan canda tak henti-hentinya terlihat di setiap wajah yang ada di ruangan itu.Aku pun begitu, hanya saja masih ada hal yang harus aku lakukan yaitu mencari pekerjaan untuk menanggung dan menopang kehidupan keluargaku.Seminggu setelah acara wisuda ku berlangsung.Aku putuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan yang tempatnyapun tidak jauh dari kampung halamanku. Surat lamaran dan semua persyaratan yang dibutuhkan telah ku persiapkan, dan kini tiba saatnya bagiku untuk mengajukan surat lamaran itu.
Aku kini sedang menantikan hari datangnya panggilan untuk mengikuti interview agar aku bisa memastikan bahwa aku bisa bekerja dan menjadi seperti apa yang diharapkan oleh bundaku. Namun sayangnya, hal yang aku harapkan itu masih belum tiba. Mungkin aku masih belum beruntung, dan karena itu aku putuskan bahwa aku akan melamar pekerjaan di tempat lain walaupun tempat itu jauh dari kampung halamanku. Aku putuskan untuk merantau kejakarta.Disana aku melamar pekerjaan kembali di sebuah perusahaan. Masih dengan cara yang sama, aku mempersiapkan semua persyaratannya dan tinggal menunggu hari datangnya surat panggilan untuk mengikuti interview yang selalu dinantikan oleh semua orang yang ada didunia ini.
Alhamdulillah aku diterima dan akhirnya aku putuskan untuk langsung datang kekantor itu untuk mengikuti interview penerimaan karyawan.Setelah interview itu, aku pun langsung diterima bekerja dikantor itu.Rumah , transportasi dan semua yang aku butuhkan telah disiapkan oleh kantor. Akhirnya aku putuskan untuk membawa semua saudara dan bunda ku untuk tinggal bersamaku di rumah itu. Kami tinggal dan hidup apa adanya. Tanpa ada kekurangan suatu apapun.“Terima kasih ya Allah , karena Engkau telah memberikan aku rahmat serta hidayahmu. Sehingga pada hari ini aku bisa berada di tempat ini bersama dengan saudara dan bundaku “, ucapku dalam hati dengan linangan air mata bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar